Pergaulan atau perilaku remaja dimasa sekarang ini dapat dikatakan terbuka atau bebas, sehingga banyak kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti hamil diluar nikah, ini sering di alami remaja perampuan dan hal ini berdampak pada aborsi karena pergaulan bebas yang tidak dapat terkendali, dan khirnya masa depan hilang dan hancur.
Berdasarkan hasil data penelitian yang dilakukan peneliti PKBI DIY Khisbiyah dalam Fransisca (2007:18) menemukan bahwa kehamilan pranikah pada kelompok usia 17-18 tahun memiliki frekuinsi terbesar yaitu 13 orang (29,5%), disususl oleh kelompok usia 21-22 tahun 22,8%),dan frekuinsi terkecil ada pada usia 15-16 tahun (9%) dan 23-24 tahun (13%). Peneliti lain yang dilakukan di Laboratoruim Pendidikan Pemelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Reporduksi Seks Remaja Surabaya tahun 1994 (Widjiartini dan Sehartono, 1995, h.30) di peroleh bahwa data bahwa sebagian besar remaja yang memanfatkan fasilitas kinik untuk melakukan aborsi adalah: SMU (63,2%), SLTP (16,2%), SD (12%), Perguruan Tinggi (7,3%) dantidak ada keterangan (1,3%). Hasil peneliti ini juga menyebutkan bahwa sebanyak 38% remaja yang tidak melakukan aborsi di klinik tersebut, ternyata melakukan aborsi di tempat lain.
Menurut Hidayat dalamTinceuli ( 2007:10) ternyata 97,05% dari 1.660 responden mahasiswa di Yogyakarta sudah tidak perawan lagi. Bahkan diketahui pula 90% di antaranya telah melakukan aborsi. Sampai dangan Januari 2001 rata-rata perhari lima remaja putri mengaku telah mengalami pengalaman pranikah. Dengan demikian, dalam sebulan rata-rata remaja yang melakukan hamil pranikah sebanyak 150 orang. Mereka mengalami kehamialan bervariasi mulai dari kelas dua SMP sampai mahasiswa.
Aborsi adalah tindakan penghentian atau pengakhiran kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar rahim yang terjadi pada usia 28 minggu yang dilakukan melalui pertolongan orang lain seperti dokter, dukun, dukun pijat maupun dilakukan sendiri dengan cara meminum obat atau ramuan tradisional.
Secara garis besar abortus dapat dibagi menjadi dua bagian: yakni aborsi spontan (Spontaneous Abortion) dan Aborsi Provokatus (Provocation Abortion). Yang dimaksud dengan Aborsi Spontan yakni Aborsi yang tanpa kesengajaan (keguguran). Aborsi spontan ini masih terdiri dari berbagai macam tahap yakni:
1. Abortus Iminen. Dalanm bahasa inggris diistilahkan dengan Treaten Abortion, terancam keguguran (bukan keguguran). Disini keguguran belum terjadi, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukan ancaman bakal terjadi keguguran.
2. Abortus Inkomplitus. Secara sedarhana bias disebut Aborsi tak lengkap, artinya sudah terjadi pengeluaran buah kehamilan tetapi tidak komplit.
3. Abortus Komplitus.yang satu ini Aborsi lengkap, yakni pengeluaran buah kehamilan sudah lengkap,sudah seluruhnya keluar.
4. Abortus Insipien. Buah kehamilan mati dalam kandungan lepas dari tempatnya tetapi belum dikeluarkan. Hamper serupa dengan itu, ada yang dikenal Missed Abortion, yakni buah kehamilan mati didalam kandungan tetapi belum ada tanda-tanda dikeluarkan.
Sedangkan Aborsi Provokatus (sengaja) masih terbagi dua bagian kategori besar yakni Abortus Medisinalis dan Abortus Provokatus Kriminalis (kejahatan). Kita hanya khusus melihat Abortus Provokatus Medisinalis yang terdiri dari:
1. Dilatation dan Curettage
Jenis ini dilakukan dengan cara memasukan semacam pacul kecil kedalam Rahim, kemudian janin yang hidup dipotong kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan di buang kelua. Umumnya akan terjadi banyak pendarahan, cara ini dilakukan terhadap kehamilan yang berusia 12-13 minggu.
2. Suction (sedot)
Dilakukan dengan cara memperbesar leher rahim, lalu dimasukan sebuah tabung kedalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedot yang kuat, sehingga bayi didalam rahim tercabik-cabik menjadi keeping-keping kecil, lalu disedot masuk ke dalam sebuah boto.
3. Peracuanan dengan garam
Jenis ini dilakukan pada janin yang berusia lebih dari 16 minggu, ketika sudah cukup banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam kantung anak dan larutan garam yang pekat dimasukan kedalam kandungan itu.
4. Histeromi atau bedah Ceaser
Jenis ini dilakukan untuk janin yang berusia 3 bulan terakhir dengan cara operasi terhadap kandungan.
Banyak faktor yang mendorong para remaja melakukan tindakan aborsi terhadap kandungannya. Namun, hal ini yang paling banyak adalah dikarenakan pergaulan bebas yang dimulai dengan aktivitas pacaran. Pada awalnya, perilaku pacaran dikalangan remaja masih dianggap normal dan sudah wajar, apalagi di pandang dari sisi psikologis kebutuhan akan diperhatikan dan memperhatikan lawan jenis ini mulai Nampak sejak menginjak remaja. Namun dengan melihat fenomena yang terjadi pada saat ini, banyak norma-norma yang telah dilanggar dan seakan-akan para pasangan muda mudi tersebut telah menganggap dirinya sebagai pasangan yang abadi. Mulai dari memberikan perhatian yang berlebihan, seringnya berduaan, saling berkontak secara fisik ( sentuhan, ciuman, maupun berpelukan) hingga berlanjut kepada tindakan asusila, yakni melakukan hubungan seksual pra nikah. Hal ini bukanlah bentuk kekhawatiran saja, melainkan sebuah kenyataan yang terjadi dimasyarakat kita. Buktinya dapat kita lihat dengan dengan adanya pemaparan hasil survey tersebut di atas.
Remaja yang hamil di luar nikah melakukan aborsi di karenakan oleh perasaan malu akibat kehamilan yang terjadi sebelum menikah yang dapat menimbulkan aib bagi keluarga (Puwadianto 1982). Selain itu remaja yang hamil diluar nikah menghindari keritikan yang akan diberikan oleh orang lain terhadap dirinya, memiliki rasa kecenderungan merasa tidak disenangi sehingga tidak bias menciptakan kehangatan persahabatan, bersikap pesimis dengan keadaan dirinya jika melanjutkan kehamilan, mengeluh dngan keadaan dirinya, dan takut jika dirinya tidak menerima pujian dari orang lain. Seperti yang dikatakan dikemukakan oleh Tirthahusada (1993) penyebab seorang remaja melakukan aborsi karena alasan non medis yaitu penyebab sosial, hamil diluar nikah. Subjek melakukan hal tersebut karena takut akan cemoohan orang sekitar ,tidak ingin membuat keluarga malu karena hamil diluar nikah. Selai itu Purwadianto (1982) mengemukakan bahwa apabiala ditinjau darisegi si ibu sebagai pelaku langsung aborsi, alasan umum dilakukannya aborsi adalah kondisi kehamilan dirinya yang tidak dikehendaki. Salah satu penyebab dilakukannya aborsi adalah penyebab social, yaitukarena merasa malu pada perempuan tersebut maupaun keluarganya.Ia malu akibat hamil tanpa suami yang secara sosial tidak membanggakan. Contohnya perempuan yang hamil akibat perselingkuhan maupun pergaulan bebas. Keadaan kehamilan tersebut menimbulkan aib bagi keluarga.
Perilaku penyebab aborsi remaja menurut Sherif dalam Fransisca (2007:37) faktotr yang mempengarhui sikap aborsi terhadap remaja ada dua yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu, yang meliputi usia, jenis kelamin, perilaku religious, dimensi ideologi dari fertilitas, kebebasan seks, dan kebebasan dalam mengeksprisikan diri, keselamatan, status perkawinan, suku, dan motivasi memeiliki anak, belief tentang kehidupan manusia, dan pengalaman. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu, yang meliputi pengaruh orang lain, pengaruh media masa, pengaruh kebudayaan, dan pendidikan seksualitas.
Dari berbagai pendapat dan hasil penelitian para ahli penyebab yang dominan remaja melakukan tindakan aborsi adalah karena pengaruh internal dan eksternal yang dimana remaja merasa kurang percaya diri atas perbuatan yang telah ia lakukan, ia merasa malau, takut,
Proses aborsi berawal dari kesalahan dalam cara berpacaran sehingga pasangan lawan jenis ini mau melakukan seksual. Ketika hubungan seksual tersebut berakibat kehamilan maka timbul muncul perasaan cemas, takut, belum siap karena masih sekolah atau belum bekerja sehingga tidak bias merawat anak. Hal ini muncul niat untuk melakukan aborsi. Apabila niat tersebut mendapat dukungan dari orang tua, pacar dan teman dan serta adanya kemudahan dalam proses aborsi yang dilakukan sendiri ataupun pihak-pihak tertentu seperti dukun dan dokter dengan biaya yang terjangkau sehingga semakin memperkuat keputusan untuk melakukan aborsi.
Daftar Pustaka
ChrysantieAyu Fransisca. 2007. “Sikap Aborsi Pada Remaja Putri di Tinjau dari Pendidikan Seksualitas dan Belief Tradisional Tentang Kehidupan Manusia”. Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Sinaga Tinceuli. 2007. “ Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri terhadap Aborsi Dari Kehamilan yang Tidak Dikehendaki Di Sekolah Menengah Umum Negeri Pematang Siantar”. Skripsi. Simalungun: Universitas Sumatra utara
Pembayun Ratih Sari., Rini Lestari. 2010. “ Perilaku Aborsi”. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhamatdiayah
tes
BalasHapusButuh Obat Penggugur Kandungan ?
HapusBagi yang ingin melakukan kuret atau membeli obat penggugur kandungan bisa lihat di website kami
BalasHapusBagi yg membutuhkan obat telat bulan / aborsi bisa hub caraliliksolution wa 087835551202 tersedia utk berbagai usia kandungan, dosis dan harga menyesuaikan usia kandungan
BalasHapustelat bulan biasa di alami para wanita, tapi jika telat karena hamil, dan kehamilan blm di inginkan, mungkin bsa jdi masalah di sini.
BalasHapusbeberapa cara mungkin akan dilakukan agar kehamilan tdk berlanjut, tapi tdk smua cara aman. mungkin kalian yg sedang brmasalah sama bisa share dg saya ..
bisa klik saya di GOOGLE dg kata kunci "Solusi kehamilan dan aborsi" bunda bertha.
atau bisa hub saya di 0878 58 4444 05.
sedikit info saya mungkin bisa membantu.