Pada suatu
kesempatan, Sariputta bertanya kepada keponakannya, seorang brahmana,
“Apakah ia telah
melakukan perbuatan-perbuatan baik.”
“Saya telah mengorbankan seekor kambing ke
dalam api pemujaan setiap bulan, dan ia berharap untuk dapat terlahir kembali
di alam brahma pada kehidupannya yang akan datang.” Jawab keponakannya
Sariputta
menjelaskan kepadanya bahwa gurunya telah memberikan harapan yang salah dan
mereka sendiri pun tidak mengetahui jalan menuju alam brahma. Kemudian
Sariputta membawa keponakannya, seorang brahmana muda, menghadap Sang Buddha.
Di sana, Sang
Buddha mengajarkan Dhamma yang dapat menuntun seseorang menuju ke alam brahma
dan berkata kepada sang brahmana: “Brahmana muda, memberikan penghormatan
kepada orang suci untuk sesaat saja akan jauh lebih baik daripada memberikan
pengorbanan untuk api pemujaan selama seratus tahun.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 107 berikut:
“Biarpun selama seratus tahun seseorang menyalakan
api pemujaan di hutan, namun sesungguhnya lebih baik jika ia, walaupun hanya
sesaat saja, menghormati orang yang telah memiliki pengendalian diri.”
Keponakan Sariputta Thera mencapai tingkat kesucian
sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
(VIII. Sahassa Vagga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar