Di dunia terdapat 6,7 miliar penduduk dunia
saat ini, tapi tidak ada dua orang yang persis sama wajah dan tingkah lakunya.
Bahkan kembar Siam yang sangat mirip wajahnya berbeda satu sama lain dalam hal
tingkah laku, kecerdasan, kesehatan, rentang hidup, kekayaan dsb. Siapa yang
membuat orang-orang berbeda?
Ketika Sang Buddha tinggal di Vihara Jetavanà,
si anak laki-laki Subhà menanyakan empat belas pertanyaan tentang
masalah-masalah sosial.
“Yang Mulia, meskipun ada banyak manusia di
dunia ini, mereka semua berbeda satu sama lain. Mengapa ada orang panjang umur
sementara yang lain tidak berumur panjang, mengapa ada yang sakit-sakitan
sementara yang lain sehat, mengapa ada yang jelek sementara yang lain rupawan,
mengapa ada yang hanya punya sedikit teman dan yang lainnya banyak teman,
mengapa ada yang kaya dan ada yang miskin, mengapa ada yang lahir di kasta
tinggi dan yang lain lahir di kasta rendah, mengapa ada yang lahir dengan
kecerdasan tinggi sementara yang lain tidak
terlalu cerdas?”
Pada awalnya Sang Buddha memberikan jawaban
mendasar yang biasa:
“Sabbe sattà kammassakà
kammaÿ satte vibhajjati.”
“Oh, anak muda, semua makhluk adalah pemilik
perbuatannya sendiri, pewaris perbuatannya sendiri, mempunyai perbuatan seperti
orangtuanya, sanak saudaranya, junjungannya. Perbuatan membagi makhluk dalam
kerendahan dan kemuliaan. Karena karma yang dilakukan oleh orang di kehidupan
lampaunya dan di kehidupannya saat ini berbeda, nasib dan keberuntungannya juga
berbeda.”
Subhà meminta Sang Buddha menjelaskan dengan
rinci. Demikianlah Sang Buddha menguraikannya sebagai berikut:
1. Berumur pendek dan berumur panjang
Ada makhluk yang suka membunuh makhluk lainnya
dan mempunyai kebiasaan membunuh. Ketika mereka mati, mereka terlahir kembali
di empat alam sengsara – alam binatang, alam setan, alam raksasa dan neraka.
Tapi kalau mereka terlahir kembali sebagai
manusia dengan dukungan karma baik yang pernah mereka lakukan, hidup mereka
akan pendek.
Orang-orang yang menyayangi makhluk lain dan
menghindari membunuh, mereka akan terlahir kembali di alam dewa. Tapi kalau
mereka terlahir sebagai manusia, mereka akan berumur panjang.
2. Sakit-sakitan dan sehat
Ada orang yang menyiksa makhluk lain dan
menyebabkan makhluk lain cacat.
Karena perbuatan-nya itu, mereka terlahir
kembali, setelah mati, di empat alam sengsara. Tapi kalau mereka terlahir di
alam manusia dengan dukungan karma baik yang pernah mereka lakukan, mereka akan
sakit-sakitan dan mudah terserang penyakit. Orang-orang yang menyayangi dan
tidak mencelakai makhluk lain akan terlahir kembali, setelah mati, sebagai
dewa, atau kalau mereka terlahir sebagai manusia, mereka akan menikmati
kesehatan yang baik.
3. Rupawan atau buruk rupa
Ada orang yang pemarah dan mudah marah. Karena
kemarahan ini mereka berbicara kasar, menghina orang lain. Ketika mati, mereka
akan terlahir kembali di empat alam sengsara. Tapi kalau mereka terlahir
sebagai manusia karena dukungan perbuatan baik yang pernah mereka lakukan,
mereka akan buruk rupa.
Sebaliknya, ada orang yang bertenggang rasa,
mereka melatih cinta kasih, dan mereka tidak mudah marah. Mereka tidak pernah
menghina orang lain dengan ucapan kasar. Ketika mati, mereka akan terlahir
kembali di alam dewa, atau kalau mereka terlahir sebagai manusia, mereka akan
menjadi rupawan. Jadi kalau anda ingin menjadi rupawan, kendalikan kemarahan
anda dan berlatihlah memaafkan dan penuh cinta kasih.
4. Mempunyai sedikit teman dan banyak teman
Ada orang yang iri hati dan mereka tidak
menghargai keberhasilan orang lain. Karena keirihatian ini, setelah mati,
mereka terlahir kembali di empat alam sengsara. Tapi kalau mereka terlahir
sebagai manusia, mereka mempunyai sedikit teman atau
tidak mempunyai teman. Sebaliknya, orang yang
tidak iri hati dan menghargai keberhasilan orang lain, ketika mati, mereka akan
terlahir kembali di alam dewa, atau
kalau mereka terlahir sebagai manusia, mereka
mempunyai banyak teman.
5. Miskin atau kaya
Ada orang yang kikir dan sangat melekat pada
kekayaannya. Mereka tidak memberikan apa pun untuk disumbangkan. Karena
kekikirannya ini, setelah mati, mereka akan terlahir kembali di empat alam
sengsara. Tapi kalau mereka terlahir
sebagai manusia, mereka akan miskin.
Sebaliknya, orang yang murah hati dan berlatih memberi, akan terlahir kembali,
sebagai dewa, atau kalau mereka terlahir sebagai manusia, mereka akan kaya.
6. Kasta rendah atau kasta tinggi
Ada orang yang sombong dan angkuh. Mereka
memandang rendah dan tidak menghargai orang lain. Karena kesombongan yang salah
ini, mereka akan terlahir kembali, setelah mati, di empat alam sengsara. Tapi
kalau mereka terlahir sebagai
manusia, mereka akan terlahir di kasta atau
kelas rendah. Sebaliknya, ada orang yang tidak sombong dan rendah hati. Mereka
hormat kepada orang-orang yang patut dihormati. Ketika mati, mereka akan
terlahir kembali sebagai dewa, atau kalau mereka terlahir sebagai manusia,
mereka akan terlahir di kelas tinggi atau kasta tinggi.
7. Bodoh atau cerdas
Ada orang yang tidak berkeinginan untuk
memperoleh pengetahuan dan tidak berkeinginan untuk belajar. Mereka tidak
bertanya pada orang yang terpelajar untuk menjelaskan apa yang baik dan buruk,
apa yang betul dan salah, apa yang harus dilatih dan apa yang harus dihindari,
apa yang bermanfaat saat ini dan untuk hari depan. Tanpa pengetahuan tentang
perilaku benar, mereka melakukan perbuatan buruk sehingga ketika mati, mereka
akan terlahir kembali di empat alam sengsara. Tapi kalau mereka terlahir
sebagai manusia karena dukungan karma baiknya, mereka akan bodoh.
Sebaliknya, ada orang yang berkeinginan
menimba pengetahuan, suka belajar dan bertanya. Mereka tahu yang benar dan
salah dan hidup dengan benar. Ketika mati, mereka akan terlahir kembali sebagai
dewa, atau kalau mereka terlahir sebagai manusia, mereka akan cerdas.
(Uparipaõõàsa Pàëi, Cåla Kamma Vibhaïga Sutta)
Jawaban Sang Buddha atas pertanyaan Subhà
adalah logis dan masuk akal. Jawaban ini bisa dibuktikan dengan pengalaman
sendiri dalam meditasi pandangan terang. Jawaban ini memberikan arahan yang
baik bagaimana menjalani hidup yang benar supaya terlahir kembali sebagai orang
yang rupawan dan cerdas di keluarga kaya yang berkelas tinggi dan mempunyai
banyak teman.
Sang Buddha dengan benar menunjukkan bahwa
semua makhluk adalah pemilik perbuatannya, pemilik karmanya. Karma sajalah
harta miliknya, tidak ada yang lainnya. Jadi karma sangatlah penting bagi semua
orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar