TRADISI SEDEKAH
LAUT JUWANA
DARI SUDUT
PANDANG PANDANG BUDHISME
Oleh; Lilik
Sumarwi(0250113010529)
Sedekah Laut merupakan kegiatan
membuang sesaji, atau istilahnya adalah melarung sajen yang dimaksudkan sebagai
rasa syukur dan permohonan keselamatan para nelayan dan masyarakat sekitar
Juwana kepada sang pencipta, sang penguasa laut (sing mbaurekso) dan kepada
Arwah-arwah leluhur. Juwana merupakan salah satu kota kecil di Kabupaten Patpi
yang kaya dengan kebudayaannya. Juwana memiliki tradisi unik setiap tahunnya yaitu
sedekah laut, dalam rentetan acara sedekah laut itu berlangsung selama satu
minggu dengan berbagai macam agenda. Akan tetapi, satu agenda tradisi adat yang
paling ramai adalah pesta rakyat berupa larung sesaji di Sungai Silugonggo.
Sebenarnya larung sesaji bukanlah istilah baku bagi masyarakat Juwana, ada yang
menyebutnya dengan pesta air, dan pesta rakyat. Ada juga masyarakat di luar Juwana
yang menyebutkan ritual larung sesaji ini dengan istilah lomban kupatan.
Diantara keunikan larung sesaji yaitu peraturan pelaksanaan. Misalnya,
penentuan tanggal. Jadwal dari acara ini sudah jelas, yaitu dimulai hari ke-7
setelah lebaran idul fitri. Bulan Muharam atau Sura adalah bulan yang sakral
bagi umat Islam bahkan menjadi salah satu bulan suci bagi umat Islam sebagai
bentuk evaluasi diri, pengutaraan rasa syukur kepada Tuhan YME dan pergantian
tahun pada kalender Hijriah. Begitupun dalam pandangan orang jawa atau yang
biasa disebut dengan “kejawen” yang telah terakulturasi kebudayan Islam dari
animisme-dinamisme dan Hindu-Budha, bedanya hanya bagi sebagian masyarakat Jawa
bulan Sura adalah bulan yang mistis atau keramat. Kegiatan di bulan Sura
biasanya adalah kegiatan selametan dan persembahan yang sering diikenal dengan
istilah-istilah tirakatan (selametan) dan Sadranan atau Nadran (Pembuatan nasi
tumpeng yang dihiasi lauk pauk dan bermacam-macam kembang yang kemudian di
Larung ke laut disertai dengan kepala kerbau) “Sedekah Laut”. Hal seperti ini
sangat menguntungkan bagi penikmat acara pesta air dari luar Juwana, karena
dilakukan secara konsisten, waktu tidak berubah – ubah. Larung laut di Sungai
Silugonggo menurut pemuka adat tidak boleh dirayakan pada pasaran Wage, konon
katanya apabila dilanggar akan menimbulkan musibah dan larung sesaji tidaklah
semudah membalikan telapak tangan.
PERSIAPAN SEDEKAH LAUT
Banyak alur yang harus dilakukan,
secara runtut, satu per satu. Peelaksanaan larung sesaji sebenarnya adalah
bagian dari sedekah laut. Pemusatan acara sedekah laut ini yaitu pada hari
pelarungan sesaji di dua desa di Juwana, yaitu Desa Bendar dan Bajomulyo. Tahap-tahap
prosesi larung sesaji:
1.
Perundingan panitia
Supaya acara dapat berlangsun secara baik maka maka para
nelayan sudah secara khusus membentuk panitia yang bertugas menyusun jadwal dan
agenda yang akan berlangsung selama acara pelarungan. Pembentukan panitia
minimal dengan 25 orang panitia yang bertugas untuk kelancaran kegiatan.
2.
Malam Tirakatan
Pada tahap ini seluruh nelayan dan masyarakat yang berada
dipesisir laut mengadakan tirakatan (tahlilan) dan pembuatan sesaji pada malam
hari sebelum diadakannya pesta air. Sesaji berupa jajan pasar, kepala kerbau,
pisang raja satandan dan buah-buahan serta kembang setaman, kemudian ditaruh
didalam maniatur kapal.
3.
Pelarungan sesaji
Prosesi ini
diawali dengan pawai drumband, barongan, barongsai, putra dan putri domas, dan
sebagainya yang dipusatkan di alun-alun Juwana mulai dari jam 08.00 – 15.00.
Kemudian arak-arakan (jalan kaki) dimulai dari alun-alun Juwana menuju
kepelabuhan Juwana dan dilanjutkan dengn pelarungan sesaji dilaut.
4.
Lomban
Acara setelah pelarungan di laut lepas, kegiatan dilanjutkan
dngan acara perlombaan. Perlombaan di mulai dengan lomba balap dayung atau
dilanjut dengan tangkap bebek di sungai. Perayaan lomba biasanya tergantung
susunan acara yang dibentuk oleh panitia.
5.
Perayaan
Disamping lomba-lomba tadi tak lupa juga ada pertunjukkan
seni tradisional Jawa. Pengadaan hiburan ini berlangsung selama satu minggu
penuh setelah dilarungkannya sesaji. Ada wayang, ketoprak, dangdut, barongan
dan hari terakhir selalu ditutup dengan pengajian atau santunan pada anak
yatim. Perayaan biasanya yang paling rame adalah dangdut karena para donator
menyawer penyanyi minimal Rp 20.000,00.
PROSESI SEDEKAH LAUT
Sedekah laut yang ada di Juwana hanya memiliki beberapa
tahapan, yaitu:
1.
Sehari sebelum melakukan arak-arakan, masyarakat biasanya
melakukan pengajian sebagai sarana untuk meminta kelancaran dan keselamatan
terhadap serangkaian acara yang akan dilaksanakan.
2.
Arak-arakan besar keliling kota Juwana yang dilakukan oleh
masyarakat pesisir dengan berbagai budaya dan ciri khas daerah mereka, seperti
membawa keliling patung replika ikan, jangkar, perahu, serta membawa beberapa
sesaji, seperti tumpengan, kembang setaman, air suci, dan beberapa hasil laut.
3.
Setelah acara arak-arakan, biasanya diadakan perlombaan di tempat
pelelangan ikan (TPI), seperti lomba volly, panjat pinang, dsb. Selain itu,
juga diadakan “lomban” atau lomba naik perahu sampai ke Pulau Seprapat (Pulau
yang berada diutara Juwana). Ketika lomba berlangsung, ada perahu khusus yang
dibawa oleh panitia bersama seorang pamengku gati melakukan ritual pembuangan
sesaji yang ditempatkan di perahu lain, kemudian perahu tersebut ditinggalkan
di tengah laut (di larung di tengah laut).
4.
Hiburan Dangdut biasanya dilakukan pada saat perlombaan dan
pada hari terakhir perayaan sedekah laut. Acara hiburan dangdut tersebut
biasanya diadakan secara besar-besaran karena dianggap sebagai penutup acara.
NILAI YANG TERKANDUNG
Nilai merupakan kumpulan dari sikap, anggapan,
atau sebuah pemikiran tentang baik buruk, benar salah suatu hal tertentu dan
setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Nilai-nilai yang terdapat
dalam acara Sedekah Laut:
1.
Nilai sosial
Wujud dari nilai sosial dalam pranata masyarakat saat acara
sedekah laut masyarakat sekitar yang secara bergotong royong dalam menggelar
pelaksanaan kegiatan baik sebelum dan sesudah acara. Semua warga bekerja sama
secara gotong royong dan guyup rukun dalam menyukseskannya.
2.
Nilai Agama
Tradisi sedekah laut ini diadakan sebagai sebuah simbolisasi
supaya mendapat keselamatan saat melaut, serta rasa syukur para nelayan kepada
Tuhan YME karena telah mendapatkan hasil tangkapan ikan yang berlimpah. Dan
sedekah laut yang jadi tontonan atau wisata rakyat yang paling ditunggu di
Juwana
3.
Nilai ekonomi
Dalam pelaksanaan Acara Sedekah Laut menunjukkan tingkat
perekonomian masyarakat pesisir. Jika perayaannya meriah dan banyak
pengunjungnya, maka ihtu menandakan bahwa perekonomian mereka saat itu semakin
meningkat. Dan harapannya, tingkat perekonomian mereka selalu meningkat seiring
berjalannya waktu.
4.
Nilai Pendidikan
Dalam serangkaian prosesi acara sedekah laut memberikan
banyak pelajaran terhadap generasi muda supaya senantiasa menjaga, memelihara
dan melestarikan kebudayaan yang ada, serta saling menjaga kerukunan satu sama
lain.
D. PANDANGAN AGAMA BUDDHA
Budaya dalam agama di Indonesia sangat
berkaitan sangat erat dengan agama Buddha, sebelum tradisi itu dilakukan sampai
sekarang dengan mengorbankan hewan, menyiapkan sesaji, dan memberikannya pada
leluhur tradisi tersebut sudah dilakukan pada kehidupan sang Buddha, suatu saat
Y.M Sariputta bertanya kepada keponakanya apakah dia sudah melakukan perbuatan
baik pada hari ini, dan keponakan Y.M Sariputta menjawab sudah melakukan perbuatan
baik dengan mengorbankan seekor kambing ke dalam api pemujaan setiap bulan, dan
ia berharap untuk dapat terlahir kembali di alam brahma pada kehidupannya yang
akan dating namun Sariputta menjelaskan kepadanya bahwa gurunya telah
memberikan harapan yang salah dan mereka sendiri pun tidak mengetahui jalan
menuju alam brahma. Kemudian Sariputta membawa keponakannya, seorang brahmana
muda, menghadap kepada Sang Buddha. Dan sang Buddha memberikan kotbah biarpun
selama seratus tahun seseorang menyalakan api pemujaan di hutan, namun
sesungguhnya lebih baik jika ia, walaupun hanya sesaat saja, menghormati orang
yang telah memiliki pengendalian diri.
Dengan demikian agama Buddha tidak
melarang segala bentuk pemujaan atau rasa syukur, namun agama Buddha selalu
mengedepankan untuk memuja atau menghormat kepada seseorang yang sudah
mempunyai pengendalian diri dengan baik atau seseorang yang pantas untuk
dihormati. Pada saat melakukan penghormatan disetiap tradisi pasti menggunakan
hewan sebagai persembahan, pandangan tersebut tidak selaras dengan ajaran sang Bhagava
dan disisi lain ada makhluk yang dirugikan. Jika melakukan pemujaan atau
persembahan sebaiknya di sisi lain tidak ada makhluk yang dirugikan dan
menghormat kepada yang patut dihormati. Namun semua itu merupakan budaya lokal
Indonesia yang merupakan kekayaan budaya Indonesia. Kita juga tidak bisa serta
- merta melarang kegiatan tersebut untuk dilaksanakan, karena itu merupakan
suatu hak kepercayaan yang telah diatur oleh undang - undang.
Tradisi sedekah
laut merupakan sebuah bentuk rasa syukur yang hampir dimiliki banyak masyarakat
pesisir di Nusantara. Tradisi sedekah laut dihelat sebagai wujud syukur kepada
Tuhan atas limpahan kekayaan laut yang dapat menghidupi para nelayan. Di Juwana
tradisi sedekah laut dikenal dengan nama Pesta Lomba dan dilaksanakan pada hari
ketujuh setelah Idul Fitri atau Bulan Sura. Perayaan Sedekah Laut ini tidak
hanya dirayakan oleh para nelayan saja tetapi juga diikuti oleh seluruh
masyarakat dari orang tua sampai anak kecil. Mereka berbaur bersama untuk
meramaikan pesta yang diadakan setahun sekali tersebut. Ketika perayaan Sedekah
Laut digelar maka anak-anak akan mengenakan baju yang berwarna warni dan masyarakat
akan bagun pagi hari untuk mempersipakan bebagai keperluan pesta kemudian
mereka menuju perahu mereka masing-masing. Bunyi gamelan kebogiri mengalun
sebagai tanda untuk memberangkatkan perahu. Di tengah laut setelah sesaji
dilepas, beberapa perahu nelayan berebut mendapatkan air dari sesaji itu
kemudian disiramkan ke kapal mereka dengan keyakinan kapal tersebut akan
mendapatkan banyak berkah saat mencari ikan nantinya. Dan sebagai umat beragama
kita senantiasa menjaga kerukunan antar umat beragama dan saling menghormati
supaya menjadi masyarakat yang harmonis.
Bukan patpi tapi pati
BalasHapussepanjang sedekah lautnya ngak menggunakan Kurban berupa mahluk hidup
BalasHapusperlu dilestarikan sebagai rasa bhakti dan sujud sukur