Bibiografi; tulisan berjudul “Media Sebagai Panglima” karya Seno Gumira Ajidarma, artikel ini dipostkan
pada hari Selasa, 4 Juni 2013 di Kebun Jeruk.
Tujuan penulisan artikel yang berjudul “Media Sebagai Panglima” karya Seno Gumira Ajidarma untuk mengkritik
media sosial yang tidak mempunyai sifat netral, karena jika salah satu kandidat
calon bekerja sama dengan media sosial maka hal yang pasti terjadi adalah media
sosial tersebut akan memuat tentang kandidat calon tersebut secara terus
menerus setiap harinya dan sekaligus untuk mempromosikan kandidat tersebut
supaya kandidat tersebut dipilih oleh masyarakat karena mereka sudah bekerja
sama dan pastinya kedua belah pihat saling mendapatkan hasil yang mereka
inginkan. Seharusnya media sosial harus memiliki sifat yang netral dan tidak
membela kubu dari si A maupun si B, media sosial tersebut seharusnya
memberiakan informasi yang bermanfaat untuk masyarakat yang akan memilih
kandidat-kandidat tersebut dan menjadikan masyarakat pada umumnya lebih yakin
pada pilihannya mereka sendiri, tetapi pada faktanya sosial media dijadikan
tempat berpolitik sehingga media sosial tersebut tidak lagi bersifat netral dan
membuat masyarakat menjadi bimbang terhadap pilihannya.
Fakta-fakta yang menarik dalam artikel karya Seno Gumira
Ajidarma adalah beliau menggunakan kalimat-kalimat serapan yang kata tersebut
tidak diketahui oleh kebanyakan orang, sehingga artikel tersebut sukar untuk
dipahami. Selain kalimat dalam artikel tersebut menggunakan kalimat yang sulit
dipahami oleh masyarakat pada umumnya, penulisan artikel yang berjudul “Media Sebagai Panglima” menggunakan
gaya seperti berpidato yang tidak semua penulis menggunakan metode tersebut
untuk mengkritik media sosial khususnya
ketika waktu mendekati pesta rakyat yang sekaligus dijadikan sebagai tempat berkampanye
atau tempat promosi salah satu kandidat yang mencalonkan dirinya supaya dipilih
oleh rakyat sebanyak mungkin, dan artikel tersebut juga menggunakan kalimat
pengulangan untuk menegaskan pendapatnya dalam artikel tersebut, tetapi beliau
mengubah sedikit kalimat tersebut, contoh; “puan-puan
dan tuan-tuan yang terhormat”, “puan-puan dan tuan-tuanyang tentu saja saya
muliakan”, “puan-puan dan tuan-tuan yang saya doakan agar berbahagia”. Inilah
keunikan karya dari Seno Gumira Ajidarma.
Itulah beberapa hal yang menjadikan artikel karya Seno Gumira Ajidarma
menjadi sangat menarik dan menjadi salah satu artikel yang ditunggu
kedatangannya.
Beberapa hal yang muncul pertanyaan dalam diri saya setelah
membaca artikel tersebut yaitu mengapa Seno Gumira Ajidarma membuat artikel
menggunakan bahasa yang sulit dimengerti dan jika dibaca secara sekilas
kalimat-kalimatnya tidak menyatu antara satu dengan yang lain, itulah yang
menyebabkan saya semakin bertanya-tanya setelah membaca artikel tersebut dan
pertanyaan yang ingin saya tanyakan adalah siapakah sebenarnya Seno Gumira
Ajidarma tersebut dan apakah yang melatar belakangi penulisan artikel yang
berjudul “Media Sebagai Panglima”?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar