UARAIAN JALAN BERFAKTOR DELAPAN
”Para bikkhu,
saya akan mengajarkan kalian jalan mlia berfaktor delapan, dan saya akan
menguraikannya bagi kalian. Dengarkan dan perhatikanlah dengan seksama, saya
akan berbicara.”
“Baiklah banthe. “
Jawab para bikkhu tersebut.
“Dan para bikkhu,
apakah jalan mulia berfaktor delpan itu? Pandangan benar, perniatan benar,
perkataan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, pengupayaan benar,
penyadaran benar, dan pemusatan benar.”
1. Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
Pemahaman Benar adalah
pengetahuan yang disertai dengan penembusan terhadap ;
a. Empat
Kesunyataan Mulia
b. Hukum Tilakkhana
(Tiga Corak Umum)
c. Hukum
Paticca-Samuppäda
d. Hukum Kamma
2. Pikiran
Benar (Sammã Sankappa)
Pikiran Benar
adalah pikiran yang bebas dari:
a. Pikiran
yang bebas dari nafsu keduniawian (nekkhamma-sankappa).
b. Pikiran
yang bebas dari kebencian (avyäpäda-sankappa)
c. Pikiran
yang bebas dari kekejaman (avihimsä-sankappa)
3. Ucapan
Benar (Sammã Vãca)
Ucapan Benar adalah berusaha
menahan diri dari berbohong (musãvãdã), memfitnah (pisunãvãcã), berucap
kasar/caci maki (pharusavãcã), dan percakapan-percakapan yang tidak
bermanfaat/pergunjingan (samphappalãpã). Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika
dapat memenuhi empat syarat di bawah ini:
a. Ucapan
itu benar
b. Ucapan
itu beralasan
c. Ucapan
itu berfaedah
d. Ucapan
itu tepat pada waktunya
4. Perbuatan
Benar (Sammã Kammantã)
Perbuatan Benar adalah berusaha
menahan diri dari pembunuhan, pencurian, perbuatan melakukan perbuatan
seksualitas yang tidak dibenarkan (asusila), perkataan tidak benar, dan
penggunaan cairan atau obat-obatan yang menimbulkan ketagihan dan melemahkan
kesadaran.
5. Penghidupan
Benar (Sammã Ãjiva)
Penghidupan Benar berarti
menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan
makhluk lain. "Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari,
yaitu:
a. Makhluk
Hidup
b. Senjata
c. Daging
Atau Segala Sesuatu Yang Berasal Dari Mahluk Hidup
d. Minum-Minuman
Yang Memabukkan
e. Racun.
Dan terdapat pula
lima pencaharian salah yang harus dihindari, yaitu:
a. Penipuan
b. Ketidak-Setiaan
c. Penujuman
d. Kecurangan
e. Memungut
Bunga Yang Tinggi (Praktek Lintah Darat)
6. Usaha
Benar (Sammã Vãyama)
Usaha Benar dapat diwujudkan
dalam empat bentuk tindakan, yaitu: berusaha mencegah munculnya kejahatan baru,
berusaha menghancurkan kejahatan yang sudah ada, berusaha mengembangkan
kebaikan yang belum muncul, berusaha memajukan kebaikan yang telah ada.
7. Perhatian
Benar (Sammã Sati)
Perhatian Benar
Dapat Diwujudkan Dalam Empat Bentuk Tindakan, Yaitu:
a. Perhatian
Penuh Terhadap Badan Jasmani (Kãyãnupassanã)
b. Perhatian
Penuh Terhadap Perasaan (Vedanãnupassanã)
c. Perhatian
Penuh Terhadap Pikiran (Cittanupassanã)
d. Perhatian
Penuh Terhadap Mental/Batin (Dhammanupassanã)
8. Konsentrasi
Benar (Sammã Samãdhi)
Konsentrasi Benar berarti
pemusatan pikiran pada obyek yang tepat sehingga batin mencapai suatu keadaan
yang lebih tinggi dan lebih dalam. Cara ini disebut dengan Samatha Bhãvanã.
Tingkatan-tingkatan konsentrasi dalam pemusatan pemikiran tersebut dapat
digambarkan dalam empat proses pencapaian Jhana, yaitu:
a. Bebas
dari nafsu-nafsu indria dan pikiran jahat, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna
pertama, di mana vitakka (penempatan pikiran pada objek) dan vicãra (mempertahankan
pikiran pada objek) masih ada, yang disertai dengan kegiuran dan kesenagan
(piti dan sukha).
b. Dengan
menghilangkan vitakka dan vicara, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna kedua,
yang merupakan ketenangan batin, bebas dari vitakka dan vicãra, memiliki
kegiuran (piti) dan kesenangan (sukha) yang timbul dari konsentrasi.
c. Dengan
meninggalkan kegiuran, ia berdiam dalam ketenangan, penuh perhatian dan sadar,
dan merasakan tubuhnya dalam keadaan senang. Dia masuk dan berdiam dalam Jhãna
ketiga.
d. Dengan
meninggalkan kesenangan dan kesedihan, dia memasuki dan berdiam dalam Jhãna
keempat, keadaan yang benar-benar tenang dan penuh kesadaran di mana kesenangan
dan kesedihan tidak dapat muncul dalam dirinya.
PERSAHABATAN YANG BAIK
Seorang yang
memliki sahabat yang baik, seorang kawan yang baik mengembangkan dan
menyempurnakan jalan mulia berunsurr delapan dengan cara inilah seseorang
memiliki sahabat yang baik.
Dengan mengikuti
cara ini di pahami bagaimana keseluruhan kehidupan suci merupakan sahabat yang
baik pertemanan yang baik, dan perkawanan yang baik. Para makhluk yang
mengalami kelahiran terbebas dari kelahiran, Para makhluk yang mengalami
penuaan terbebas dari penuaan, Para makhluk yang mengalami kematian
terbebas dari kematian, para mahkluk hidup yang mengalami kesedihan, ratapan,
rasa sakit, kegundahan serta keputusasn suci merupakan. Dengan cara ini bisa di
pahami bagaimana keseluruhan kehidupan suci merupakan persahabatan yang baik,
pertemanan yang baik dan perkawanan yang baik.
LATIHAN BERTAHAP
Sesosok
tathagata muncul didunia, Araha, yang tercerahkan sempurna, sempurna dalam
pengetahuan sejati dan perilaku, yang sejahtera, pengenal segenap alam, pembimbing
tiada tara bagi manusia yang biasa dibimbing, guru para dewa dan manusia, yang
tercerahkan, yang penuh berkah. Setelah mengetahui sendiri dengan
pengetahuannya dengan para dewa, mara dan brahmana, ia membabarkan dhamma yang
baik pada awalnya, baik pada tengahnya, baik pada akhirnya.
Seorang perumah
tangga yang mendengar dhamma. Setelah mendengar dhamma tersebut ia memperoleh
keyakinan terhadap tathagata dan merenung demikian; “dengan tidak lagi
mengambil barang yang tidak diberikan, ia menghindarkan diri dari mengambil
barang yang tidak diberikan, mengharapkan hanya apa yang diberiakan, dengan
tidak mencuri ia berdiam dalam kemurnian. Dengan tidak lagi melakukan hubungan
intim, ia menjalani hidup selibat, berdiam jauh,serta menghindarkan diri dari
praktik kasar hubungan intim. Dengan meninggalkan perkataan bohong, ia
menghindarkan diri dari perkataan bohong, ia mengucapkan kebenaran. Ia hanya
makan satu kali dalam sehari, menghindarkan diri dari makan pada malam hari dan
luar waktu yang tidak pantas. Ia menghindarkan diri dari tari-tarian,
nyanyi-nyanyian, musik, dan tontonan yang kurang pantas. Ia menghindari diri
memakai untaian bunga, mempereinfadh diri dengan wewangian, dan mempercantik
diri dengan minyak. Ia menghindarkan diri dari tempat duduk yang tinggi dan
mewah. Ia berpuas hati dengan jubah untuk melindungi tubuhnya dan dengan
menerima dana makanan untuk mempertahankan perutnya. Ia memahami secara
langsung bagaimana adanya penderitaan, sumber penderitaan, inilah berhentinya
penderitaan , inilah jalan berhentinya penderitaan. Ia memahami inilah
noda-noda batin, inilah sumber noda batin, inilah lenyapnya noda batin, inilah
jalan menuju lenyapnya noda batin.”
Pikiran terbebas
dari noda nafsu indrawi, dari noda kehidupan, dari noda kegelapan batin. Ketika
pikirannya terbebas, munculnya pengetahuan, pikiran sudah terbebas hancurlah
kelahiran.
UARAIAN JALAN BERFAKTOR DELAPAN
”Para bikkhu,
saya akan mengajarkan kalian jalan mlia berfaktor delapan, dan saya akan
menguraikannya bagi kalian. Dengarkan dan perhatikanlah dengan seksama, saya
akan berbicara.”
“Baiklah banthe. “
Jawab para bikkhu tersebut.
“Dan para bikkhu,
apakah jalan mulia berfaktor delpan itu? Pandangan benar, perniatan benar,
perkataan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, pengupayaan benar,
penyadaran benar, dan pemusatan benar.”
1. Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
Pemahaman Benar adalah
pengetahuan yang disertai dengan penembusan terhadap ;
a. Empat
Kesunyataan Mulia
b. Hukum Tilakkhana
(Tiga Corak Umum)
c. Hukum
Paticca-Samuppäda
d. Hukum Kamma
2. Pikiran
Benar (Sammã Sankappa)
Pikiran Benar
adalah pikiran yang bebas dari:
a. Pikiran
yang bebas dari nafsu keduniawian (nekkhamma-sankappa).
b. Pikiran
yang bebas dari kebencian (avyäpäda-sankappa)
c. Pikiran
yang bebas dari kekejaman (avihimsä-sankappa)
3. Ucapan
Benar (Sammã Vãca)
Ucapan Benar adalah berusaha
menahan diri dari berbohong (musãvãdã), memfitnah (pisunãvãcã), berucap
kasar/caci maki (pharusavãcã), dan percakapan-percakapan yang tidak
bermanfaat/pergunjingan (samphappalãpã). Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika
dapat memenuhi empat syarat di bawah ini:
a. Ucapan
itu benar
b. Ucapan
itu beralasan
c. Ucapan
itu berfaedah
d. Ucapan
itu tepat pada waktunya
4. Perbuatan
Benar (Sammã Kammantã)
Perbuatan Benar adalah berusaha
menahan diri dari pembunuhan, pencurian, perbuatan melakukan perbuatan
seksualitas yang tidak dibenarkan (asusila), perkataan tidak benar, dan
penggunaan cairan atau obat-obatan yang menimbulkan ketagihan dan melemahkan
kesadaran.
5. Penghidupan
Benar (Sammã Ãjiva)
Penghidupan Benar berarti
menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan
makhluk lain. "Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari,
yaitu:
a. Makhluk
Hidup
b. Senjata
c. Daging
Atau Segala Sesuatu Yang Berasal Dari Mahluk Hidup
d. Minum-Minuman
Yang Memabukkan
e. Racun.
Dan terdapat pula
lima pencaharian salah yang harus dihindari, yaitu:
a. Penipuan
b. Ketidak-Setiaan
c. Penujuman
d. Kecurangan
e. Memungut
Bunga Yang Tinggi (Praktek Lintah Darat)
6. Usaha
Benar (Sammã Vãyama)
Usaha Benar dapat diwujudkan
dalam empat bentuk tindakan, yaitu: berusaha mencegah munculnya kejahatan baru,
berusaha menghancurkan kejahatan yang sudah ada, berusaha mengembangkan
kebaikan yang belum muncul, berusaha memajukan kebaikan yang telah ada.
7. Perhatian
Benar (Sammã Sati)
Perhatian Benar
Dapat Diwujudkan Dalam Empat Bentuk Tindakan, Yaitu:
a. Perhatian
Penuh Terhadap Badan Jasmani (Kãyãnupassanã)
b. Perhatian
Penuh Terhadap Perasaan (Vedanãnupassanã)
c. Perhatian
Penuh Terhadap Pikiran (Cittanupassanã)
d. Perhatian
Penuh Terhadap Mental/Batin (Dhammanupassanã)
8. Konsentrasi
Benar (Sammã Samãdhi)
Konsentrasi Benar berarti
pemusatan pikiran pada obyek yang tepat sehingga batin mencapai suatu keadaan
yang lebih tinggi dan lebih dalam. Cara ini disebut dengan Samatha Bhãvanã.
Tingkatan-tingkatan konsentrasi dalam pemusatan pemikiran tersebut dapat
digambarkan dalam empat proses pencapaian Jhana, yaitu:
a. Bebas
dari nafsu-nafsu indria dan pikiran jahat, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna
pertama, di mana vitakka (penempatan pikiran pada objek) dan vicãra (mempertahankan
pikiran pada objek) masih ada, yang disertai dengan kegiuran dan kesenagan
(piti dan sukha).
b. Dengan
menghilangkan vitakka dan vicara, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna kedua,
yang merupakan ketenangan batin, bebas dari vitakka dan vicãra, memiliki
kegiuran (piti) dan kesenangan (sukha) yang timbul dari konsentrasi.
c. Dengan
meninggalkan kegiuran, ia berdiam dalam ketenangan, penuh perhatian dan sadar,
dan merasakan tubuhnya dalam keadaan senang. Dia masuk dan berdiam dalam Jhãna
ketiga.
d. Dengan
meninggalkan kesenangan dan kesedihan, dia memasuki dan berdiam dalam Jhãna
keempat, keadaan yang benar-benar tenang dan penuh kesadaran di mana kesenangan
dan kesedihan tidak dapat muncul dalam dirinya.
PERSAHABATAN YANG BAIK
Seorang yang
memliki sahabat yang baik, seorang kawan yang baik mengembangkan dan
menyempurnakan jalan mulia berunsurr delapan dengan cara inilah seseorang
memiliki sahabat yang baik.
Dengan mengikuti
cara ini di pahami bagaimana keseluruhan kehidupan suci merupakan sahabat yang
baik pertemanan yang baik, dan perkawanan yang baik. Para makhluk yang
mengalami kelahiran terbebas dari kelahiran, Para makhluk yang mengalami
penuaan terbebas dari penuaan, Para makhluk yang mengalami kematian
terbebas dari kematian, para mahkluk hidup yang mengalami kesedihan, ratapan,
rasa sakit, kegundahan serta keputusasn suci merupakan. Dengan cara ini bisa di
pahami bagaimana keseluruhan kehidupan suci merupakan persahabatan yang baik,
pertemanan yang baik dan perkawanan yang baik.
LATIHAN BERTAHAP
Sesosok
tathagata muncul didunia, Araha, yang tercerahkan sempurna, sempurna dalam
pengetahuan sejati dan perilaku, yang sejahtera, pengenal segenap alam, pembimbing
tiada tara bagi manusia yang biasa dibimbing, guru para dewa dan manusia, yang
tercerahkan, yang penuh berkah. Setelah mengetahui sendiri dengan
pengetahuannya dengan para dewa, mara dan brahmana, ia membabarkan dhamma yang
baik pada awalnya, baik pada tengahnya, baik pada akhirnya.
Seorang perumah
tangga yang mendengar dhamma. Setelah mendengar dhamma tersebut ia memperoleh
keyakinan terhadap tathagata dan merenung demikian; “dengan tidak lagi
mengambil barang yang tidak diberikan, ia menghindarkan diri dari mengambil
barang yang tidak diberikan, mengharapkan hanya apa yang diberiakan, dengan
tidak mencuri ia berdiam dalam kemurnian. Dengan tidak lagi melakukan hubungan
intim, ia menjalani hidup selibat, berdiam jauh,serta menghindarkan diri dari
praktik kasar hubungan intim. Dengan meninggalkan perkataan bohong, ia
menghindarkan diri dari perkataan bohong, ia mengucapkan kebenaran. Ia hanya
makan satu kali dalam sehari, menghindarkan diri dari makan pada malam hari dan
luar waktu yang tidak pantas. Ia menghindarkan diri dari tari-tarian,
nyanyi-nyanyian, musik, dan tontonan yang kurang pantas. Ia menghindari diri
memakai untaian bunga, mempereinfadh diri dengan wewangian, dan mempercantik
diri dengan minyak. Ia menghindarkan diri dari tempat duduk yang tinggi dan
mewah. Ia berpuas hati dengan jubah untuk melindungi tubuhnya dan dengan
menerima dana makanan untuk mempertahankan perutnya. Ia memahami secara
langsung bagaimana adanya penderitaan, sumber penderitaan, inilah berhentinya
penderitaan , inilah jalan berhentinya penderitaan. Ia memahami inilah
noda-noda batin, inilah sumber noda batin, inilah lenyapnya noda batin, inilah
jalan menuju lenyapnya noda batin.”
Pikiran terbebas
dari noda nafsu indrawi, dari noda kehidupan, dari noda kegelapan batin. Ketika
pikirannya terbebas, munculnya pengetahuan, pikiran sudah terbebas hancurlah
kelahiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar