Jumat, 13 Juni 2014

JALAN PEMBEBASAN

UARAIAN JALAN BERFAKTOR DELAPAN

 ”Para bikkhu, saya akan mengajarkan kalian jalan mlia berfaktor delapan, dan saya akan menguraikannya bagi kalian. Dengarkan dan perhatikanlah dengan seksama, saya akan berbicara.”
“Baiklah banthe. “ Jawab para bikkhu tersebut.
“Dan para bikkhu, apakah jalan mulia berfaktor delpan itu? Pandangan benar, perniatan benar, perkataan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, pengupayaan benar, penyadaran benar, dan pemusatan benar.”
1.      Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
Pemahaman Benar adalah pengetahuan yang disertai dengan penembusan terhadap ;
a. Empat Kesunyataan Mulia
b. Hukum Tilakkhana (Tiga Corak Umum)
c.  Hukum Paticca-Samuppäda
d.  Hukum Kamma
2.  Pikiran Benar (Sammã Sankappa)
Pikiran Benar adalah pikiran yang bebas dari:
a.  Pikiran yang bebas dari nafsu keduniawian (nekkhamma-sankappa).
b.  Pikiran yang bebas dari kebencian (avyäpäda-sankappa)
c.  Pikiran yang bebas dari kekejaman (avihimsä-sankappa)
3.  Ucapan Benar (Sammã Vãca)
Ucapan Benar adalah berusaha menahan diri dari berbohong (musãvãdã), memfitnah (pisunãvãcã), berucap kasar/caci maki (pharusavãcã), dan percakapan-percakapan yang tidak bermanfaat/pergunjingan (samphappalãpã). Dapat dinamakan Ucapan Benar, jika dapat memenuhi empat syarat di bawah ini:
a.              Ucapan itu benar
b.              Ucapan itu beralasan
c.              Ucapan itu berfaedah
d.             Ucapan itu tepat pada waktunya
4.              Perbuatan Benar (Sammã Kammantã)
Perbuatan Benar adalah berusaha menahan diri dari pembunuhan, pencurian, perbuatan melakukan perbuatan seksualitas yang tidak dibenarkan (asusila), perkataan tidak benar, dan penggunaan cairan atau obat-obatan yang menimbulkan ketagihan dan melemahkan kesadaran.
5.              Penghidupan Benar (Sammã Ãjiva)
Penghidupan Benar berarti menghindarkan diri dari bermata pencaharian yang menyebabkan kerugian atau penderitaan makhluk lain. "Terdapat lima objek perdagangan yang seharusnya dihindari, yaitu:
a.              Makhluk Hidup
b.              Senjata
c.              Daging Atau Segala Sesuatu Yang Berasal Dari Mahluk Hidup
d.             Minum-Minuman Yang Memabukkan
e.              Racun.
Dan terdapat pula lima pencaharian salah yang harus dihindari, yaitu:
a.              Penipuan
b.              Ketidak-Setiaan
c.              Penujuman
d.             Kecurangan
e.              Memungut Bunga Yang Tinggi (Praktek Lintah Darat)
6.              Usaha Benar (Sammã Vãyama)
Usaha Benar dapat diwujudkan dalam empat bentuk tindakan, yaitu: berusaha mencegah munculnya kejahatan baru, berusaha menghancurkan kejahatan yang sudah ada, berusaha mengembangkan kebaikan yang belum muncul, berusaha memajukan kebaikan yang telah ada.
7.              Perhatian Benar (Sammã Sati)
Perhatian Benar Dapat Diwujudkan Dalam Empat Bentuk Tindakan, Yaitu:
a.              Perhatian Penuh Terhadap Badan Jasmani (Kãyãnupassanã)
b.              Perhatian Penuh Terhadap Perasaan (Vedanãnupassanã)
c.              Perhatian Penuh Terhadap Pikiran (Cittanupassanã)
d.             Perhatian Penuh Terhadap Mental/Batin (Dhammanupassanã)
8.              Konsentrasi Benar (Sammã Samãdhi)
Konsentrasi Benar berarti pemusatan pikiran pada obyek yang tepat sehingga batin mencapai suatu keadaan yang lebih tinggi dan lebih dalam. Cara ini disebut dengan Samatha Bhãvanã. Tingkatan-tingkatan konsentrasi dalam pemusatan pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam empat proses pencapaian Jhana, yaitu:
a.              Bebas dari nafsu-nafsu indria dan pikiran jahat, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna pertama, di mana vitakka (penempatan pikiran pada objek) dan vicãra (mempertahankan pikiran pada objek) masih ada, yang disertai dengan kegiuran dan kesenagan (piti dan sukha).
b.              Dengan menghilangkan vitakka dan vicara, ia memasuki dan berdiam dalam Jhãna kedua, yang merupakan ketenangan batin, bebas dari vitakka dan vicãra, memiliki kegiuran (piti) dan kesenangan (sukha) yang timbul dari konsentrasi.
c.              Dengan meninggalkan kegiuran, ia berdiam dalam ketenangan, penuh perhatian dan sadar, dan merasakan tubuhnya dalam keadaan senang. Dia masuk dan berdiam dalam Jhãna ketiga.
d.             Dengan meninggalkan kesenangan dan kesedihan, dia memasuki dan berdiam dalam Jhãna keempat, keadaan yang benar-benar tenang dan penuh kesadaran di mana kesenangan dan kesedihan tidak dapat muncul dalam dirinya.
  PERSAHABATAN YANG BAIK
Seorang yang memliki sahabat yang baik, seorang kawan yang baik mengembangkan dan menyempurnakan jalan mulia berunsurr delapan dengan cara inilah seseorang memiliki sahabat yang baik.
Dengan mengikuti cara ini di pahami bagaimana keseluruhan kehidupan suci merupakan sahabat yang baik pertemanan yang baik, dan perkawanan yang baik. Para makhluk yang mengalami kelahiran terbebas dari kelahiran, Para makhluk yang mengalami penuaan terbebas dari penuaan, Para makhluk yang mengalami   kematian terbebas dari kematian, para mahkluk hidup yang mengalami kesedihan, ratapan, rasa sakit, kegundahan serta keputusasn suci merupakan. Dengan cara ini bisa di pahami bagaimana keseluruhan kehidupan suci merupakan persahabatan yang baik, pertemanan yang baik dan perkawanan yang baik.
LATIHAN BERTAHAP
 Sesosok tathagata muncul didunia, Araha, yang tercerahkan sempurna, sempurna dalam pengetahuan sejati dan perilaku, yang sejahtera, pengenal segenap alam, pembimbing tiada tara bagi manusia yang biasa dibimbing, guru para dewa dan manusia, yang tercerahkan, yang penuh berkah. Setelah mengetahui sendiri dengan pengetahuannya dengan para dewa, mara dan brahmana, ia membabarkan dhamma yang baik pada awalnya, baik pada tengahnya, baik pada akhirnya.
Seorang perumah tangga yang mendengar dhamma. Setelah mendengar dhamma tersebut ia memperoleh keyakinan terhadap tathagata dan merenung demikian; “dengan tidak lagi mengambil barang yang tidak diberikan, ia menghindarkan diri dari mengambil barang yang tidak diberikan, mengharapkan hanya apa yang diberiakan, dengan tidak mencuri ia berdiam dalam kemurnian. Dengan tidak lagi melakukan hubungan intim, ia menjalani hidup selibat, berdiam jauh,serta menghindarkan diri dari praktik kasar hubungan intim. Dengan meninggalkan perkataan bohong, ia menghindarkan diri dari perkataan bohong, ia mengucapkan kebenaran. Ia hanya makan satu kali dalam sehari, menghindarkan diri dari makan pada malam hari dan luar waktu yang tidak pantas. Ia menghindarkan diri dari tari-tarian, nyanyi-nyanyian, musik, dan tontonan yang kurang pantas. Ia menghindari diri memakai untaian bunga, mempereinfadh diri dengan wewangian, dan mempercantik diri dengan minyak. Ia menghindarkan diri dari tempat duduk yang tinggi dan mewah. Ia berpuas hati dengan jubah untuk melindungi tubuhnya dan dengan menerima dana makanan untuk mempertahankan perutnya. Ia memahami secara langsung bagaimana adanya penderitaan, sumber penderitaan, inilah berhentinya penderitaan , inilah jalan berhentinya penderitaan. Ia memahami inilah noda-noda batin, inilah sumber noda batin, inilah lenyapnya noda batin, inilah jalan menuju lenyapnya noda batin.”
Pikiran terbebas dari noda nafsu indrawi, dari noda kehidupan, dari noda kegelapan batin. Ketika pikirannya terbebas, munculnya pengetahuan, pikiran sudah terbebas hancurlah kelahiran.